Rabu, 26 Juni 2013

Bicara tentang cinta


Rasanya wajar, kenapa otak dan hati tidak berjalan seirama ketika aku bertemu orang baru. Wajar saja, alasannya adalah karena aku masih mencintai kamu. Tidak masalah jarak dan waktu, seberapa jauhnya kamu dari aku dibelahan bumi ini. Atau bahkan sampai ujung andromeda sekalipun. Kamu selalu menang, hatiku tetap memilih kamu.

Aku sadari, kamu memang belum tergantikan dan memang rasanya aku pun enggan menggantimu dengan orang baru. Kenangan kita terlalu banyak. Terlalu. Aku garis bawahi itu.
Aku putar kembali memori satu minggu lalu, dimana aku bertemu orang baru. Dia cukup menyenangkan dan cerdas. Sejujurnya, aku senang. Tapi tidak bahagia. Rasanya hanya mulut yang tertawa tapi batinku tidak. Ada rasa tawa yang tidak lega. Tidak selega aku tertawa lepas denganmu. Tawa renyah kita yang seirama membahana seruangan, kalo kita sudah bersama. Saat bersamanya, seringkali yang ada di fikiranku adalah kamu. Lalu, aku diam. Senyap. Tawaku terhenti disitu. Meninggalkan jutaan tanya pada dirinya, si dia yang berusaha memasuki kehidupanlu. Menggantikan posisimu dihatiku.
Meskipun hanya pesan-pesan singkat, entah kenapa itu bisa mengingatkan banyak kenangan tentang kamu. Semakin tidak penting isinya, semakin bodoh percakapan kita, itu semakin membuat aku bahagia. Ada rasa-rasa haru yang tidak bisa diucapkan kata-kata. Aku kesepian, aku mau kamu kembali. Aku mau kamu ada disini lagi.
Aku hanya berfikir kenapa kita tidak bisa bersama? Takdir. Itu tidak bisa kita langkahi lagi. Padahal mauku, tetap kamu. Kebahagiaanku, ada padamu. Aku selalu rindu kamu, ini jarang terjadi padaku yang notabene memang pembosan.
Aku selalu jatuh cinta padamu, ini bukan hal yang biasa pada diriku.
Kamu hebat, bisa membuat aku segila ini. Kamu hebat, tidak memberikan otak dan hatiku celah untuk yang lain. Kamu hebat, bisa membuat aku bertahan mencintai kamu. Kamu hebat telah membuat hatiku tetap memilihmu.
Aku tau ini mungkin akan sia-sia pada akhirnya, tapi selama aku dan kamu bahagia, aku harus bilang apa?

MOVE ON!


life is the 1st time to start a live to alive .
sometimes fall, sometimes rise, sometimes disappointed and sometimes having feel wanna disappear . we learn from badmemories , learn from past and start it being the best for our next life .
full of hate and love . angry and fake . happy and sad . tears or no tears . walk around . or runing fast to throw away all badmemories , scream loudly and say goodbye .
after that, start to move on and back smile . endeavour become a real and a best human that ever live in the earth , in the world . although, sometimes we fault again and again. .

hidup adalah waktu 1 untuk memulai hidup untuk hidup.
kadang-kadang jatuh, kadang naik, kadang kecewa dan kadang-kadang memiliki merasa ingin menghilang. kita belajar dari badmemories, belajar dari masa lalu dan mulai itu menjadi yang terbaik untuk hidup kita selanjutnya.
penuh kebencian dan cinta. marah dan palsu. bahagia dan sedih. air mata atau tidak ada air mata. berjalan-jalan. atau runing cepat untuk membuang semua badmemories, berteriak keras dan mengucapkan selamat tinggal.

setelah itu, mulai bergerak dan tersenyum kembali. berusaha menjadi nyata dan manusia terbaik yang pernah hidup di bumi, di dunia. meskipun, kadang-kadang kita kesalahan lagi dan lagi. .

Fool :(

menunggu dan menunggu mana enak..
setelah dapet juga karena terpaksa..
jadi . lebih baik ttp dicuekin karna kita tau perasaan dia sbnrnya ke kita bagaimana
atau lebih baik tdk dicuekin tapi dia munafik ?
rasanya smua orang bakalan sulit memilih..
skrg harus bgaimna?
menerima keadaan tanpa merasa kalah , padahal kita menyerah ?
atau kita harus tertawa . tersenyum untuk kebodohan diri kita slama ini

tolongg berikan jawaban----------

keberuntungan dan bkn


gue suka blogging di malam hari.

kenapa ?
karena inspirasi gue selalu keluar dimalam hari.
apalagi sambil ngopi ( walopun sekarang keadaan ga memungkinkan, berhubung beberapa jam lagi bakalan subuh)
ada banyak hal yang pengen gue posting. gue share sm blogger semuanya.
tentang ketidak nyamanan hidup.
hidup gue atau lo.
atau juga kita.



apa sebagian dari lo pernah ngerasain penyesalan dalam hidup ?
apa sebagian dari lo pernah ngerasain ketakutan dalam hidup ?
apa lo pernah ngerasa lo hidup didunia lo yang terasa bukan lingkungan lo ?



jujur. gue bukan tipe orang yang selalu menyesali apa yang udah terjadi.
yang berlalu biarkan berlalu.
yang terjadi biarlah terjadi.
tapi gue pikir, gue ga bisa bertindak seperti itu juga.
cuek dan tetap diam dalam rasa sakit gue.
gue enggak takut.
cuman gue hanya merasa malas untuk berhadapan dengan situasi yang sangat enggan.
maksud gue, ketika gue diri gue terasa diancam.



gue biasanya menikmati hidup gue.
dari gue lahir sampe lahir.
kecuali , masa sd a yang gue pikir menyenangkan.
ternyata itu adalah hal terburuk.
gue benci masa masa sd gue.
karena bertemu dengan teman teman yang buruk.
gue udah ga tau lagi apa sekarang mereka masih bisa gue sebut teman.
rasanya gue ga bisa lagi menerimanya disaat gue udah bener bener sakit hati.



gue merupakan tipikal orang yang tidak mudah melupakan.
apalagi kenangan manis.
hal itu bisa jadi pertimbangan berat untuk gue ketika gue berniat untuk memutuskan suatu hubungan.
tapi kali ini gue ga bisa mentolerir lagi.
sakit sakitnya udah mengakar da membusuk di lubang hati.
dan gue fikir juga percuma kalo gue memaafkan mereka meski tanpa kata maaf dari mereka.
gue ga bisa memaafkan mereka seperti gue memaafkan kasus kasus sebelumnya.
gue ga bisa memaafkan mereka dengan keadaan begini.
dan gue ga bisa memaafkan mereka sampe kapanpun.



bukan gue berubah menjadi manusia yang pendendam,
tapi sejak itu gue jadi sulit untuk melakukan apapun.
kalo yang mengalami hal ini bukan gue, mungkin orang itu ga bakal kuat.



karakter diri gue berubah banget gara gara itu.
gue pengen banger ngelaporin atau melakukan sesuatu hal yang bisa membuat mereka jera.
mungkin bukan gue yang bakal ngelakuinnya.
tapi mungkin orang lain, suatu hari nanti..



gue berusaha untuk belajar memaafkan diri gue dulu saat ini,
memaafkan untuk segala penyesalan yang 'mengambang'.
haruskah gue menyesal untuk ini ?
menyesal untuk kasus yang ga bisa gue cegah
kasus yang ga bisa gue selesain.
kasus yang ga tau kapan dimulai dan diakhiri



gue hanya menunggu beberapa tahun dari sekarang,
bagaimana kelanjutan hidup mereka ?

Regret


yang paling menyakitkan buat saya sekarang ialah :

" ketika sy mencintai seseorang, seseorang itu sudah pergi bersama dgn orang yang lain"

sy benci untuk menyesal, dan tersenyum disaat sy ingin nangis.
tapi airmata itu tdk ada.
karena sy sadar kalo sy mmng tdak berhak nenangis,sy bukan siapa2 dia.
sy  benci buat melihatt dia berjalan berdampingan dengan orang lain.
dan dia terlihat sangat bahagia.
sy bahagia dan rela kalo dia bahagia dengannya,

tapi yg bikin sy lebih bersyukur adalah:
" sy udah pernah melalui hari hari sy sama2 dia.."

Hohoho 

sakit sudah biasa "jatuh cintahlah sebanyak-banyaknya"


Hidup memanglah bukan sesuatu yang bisa kita perkirakan. Meski bisa diperkirakan pun, saya lebih memilih untuk tidak mengetahuinya. Kenapa? Ya, simpel saja. Apa enaknya menjalani sesuatu yang sudah kita ketahui apa yang akan terjadi?

Dalam kehidupan, pasti akan selalu ada sesuatu yang datang dan pergi, lahir dan mati, sakit dan menyakiti, cinta dan menyintai dan lain sebagainya. Saya tiba-tiba jadi teringat suatu percakapan dengan seorang teman baik saya. Dia mengatakan, dia adalah orang yang sangat setia, hanya saja dia belum menemukan seseorang yang tepat. Percakapan dengannya mengingatkan saya akan diri saya sendiri.

Sebelum memiliki pasangan, saya pasti akan berfikir dan merasa bahwa diri saya sudah cukup baik. Sudah cukup setia. Sudah cukup sabar dan lain sebagainya. Apalagi kalau diri saya menjadi pihak yang selalu dicurhati, pasti akal sehat saya berjalan dengan lancar. Lalu muncul lah kata "seandainya".

Di setiap do'a pun selalu saya selipkan agar saya diberikan seseorang yang baik. Hingga akhirnya, "seandainya" yang saya fikirkan menjadi nyata. Saya menemukan seseorang yang sangat baik dan mencintai saya pada saat itu. Namun, ditengah perjalanan hubungan kami, tentu banyak hal yang terjadi. Disitu saya mulai merasakan, bahwa memiliki pasangan yang baik saja belum cukup. Saya belum cukup sabar, belum cukup setia. Percintaan memang membuat akal sehat tidak bekerja. Kebanyakan adalah emosi. Belum lagi ego-ego yang beradu.

Cerita cinta lain adalah ketika kita stuck pada seseorang yang kita telah ketahui bahwa dia tidak mencintai kita. Ataupun, kita mencintai dia karena terbiasa. Kita terbiasa tersakiti, menjadi pihak yang mengejar, menjadi pihak yang berkorban, menjadi pihak yang selalu memberi. Mungkin, bertahan pada keadaan cinta yang selalu menyakitkan adalah sesuatu yang nyaman. Nyaman karena paling tidak, masih tetap dekat dengannya meskipun tiada ruang dihatinya untuk kita dan posisi yang telah kita ketahui dan sadari dengan pasti adalah akan tersakiti. Memang betul adanya dengan pepatah 'live in the moment'. Tapi, pepatah tersebut seringkali membuat kita lupa bahwa diri kita juga berharga. Diri kita juga perlu dihargai, diri kita perlu juga dicintai. Orang yang selalu stuck pada sesuatu yang sama itu mungkin lupa bahwa hidup itu seperti roda yang selalu berputar. Roda saja berputar, masa kita tetap stay pada kehidupan yang sama?

Mungkin karena banyaknya orang yang tidak siap menghadapi realita. Itulah kenapa banyak orang bertahan pada sesuatu hanya karena sesuatu yang simpel. Kenyamanan. Sehingga banyak orang pula yang lupa, bahwa kenyamanan itu lah yang akan membunuh mereka...





Berbicara tentang cinta, memang tidak ada seorangpun yang bisa mendefinisikannya dengan terperinci. Karena tiap individu merasakan hal yang berbeda. Perasaan memang bukan sesuatu yang bisa diucapkan atau dipelajari dengan teori.

Mendefinisikannya saja tidak akan pernah puas, apalagi mencari tau akan cinta itu sendiri. Mendefiniskan kita akan seperti ini dan itu jika mencintai tidak akan pernah bisa. Karena molekuk-molekul cinta itu bisa berubah dan terekstrak sedemikian rupa jika kita menjalaninya. Ya, berbicara memang lebih mudah kan?.

Oh, yang saya paling ingat adalah percakapan dua orang di timeline twitter saya, "sakit hati itu biasa, maka jatuh cinta lah sebanyak-banyaknya." Saya fikir, benar adanya. Jika kita terbiasa hidup merasakan sakitnya cinta, tentu kita telah terbiasa. Lalu, buat apa tetap bertahan menahan rasa sakit yang sama, bertahan pada orang yang sama? Toh, pengalaman cintanya tidak akan berkembang. Tidak akan pernah tau apa rasanya jika kita menjalani dengan orang lain. Membuka diri dan hati memang sudah paling sempurna. *Walaupun memang tidak akan pernah ada kesempurnaan dalam hidup kita*.

Sering jatuh cinta sudah pasti akan sering sakit hati. Tapi lebih baik sakit hati berkali-kali pada orang yang berbeda bukan, daripada tetap bertahan untuk disakiti berkali-kali pada orang yang sama? :D

Rabu, 05 Juni 2013

haha

Semula Ku mencoba untuk bertahan, berharap suatu saat kau kembali padaku
Melanjutkan cerita yg terhenti, memperbaiki kisah yang menyakiti Tapi ternyata...
semua harapanku sia-sia Mimpiku hanya hampa belaka
Kerena rasamu, sayangmu, kasihmu, rindumu.. cintamu
hanya untuk nya.
Ku sudah tak berarti bagimu ku tak diharapkan kembali dihatimu
Sayangmu rindumu padaku sudah benar-benar sirna Ku kini hanya orang yang terlupakan
Kini semua telah jelas, takkan lagi ku berharap
Harus ku relakan dan ikhlaskan dia menjadi yang terbaik bagimu
Perlahan tapi pasti
Akan kucoba lupakan semua kisahku Walau harus slalu menahan rasa sakit di hati
Berhenti berharap
Berhenti bermimpi
berhenti semua tentangmu

Ku coba lupakan...